🦄 Berdasarkan Batu Nisan Kuno Yang Ditemukan Di Indonesia
Enam batu nisan kuno ditemukan dalam penggalian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang. Untuk mengungkap sejarahnya, penelusuran zuriat atau keturunannya perlu dilakukan. Saat ini, enam nisan bertuliskan bahasa Arab Melayu itu masih disimpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Baku - Sekelompok nisan kuno di Azerbaijan mirip dengan nisan-nisan di Barus-Sumatera Utara dan Aceh Utara. Nah bagaimana hubungannya dengan masuknya Islam ke Nusantara?Diketahui bahwa masyarakat Islam Indonesia merupakan mayoritas di negerinya dan di dunia, namun sejarah masuk dan berkembangnya agama ini untuk pertama kali di wilayah Nusantara ini masih menjadi bahan perdebatan, demikian dipaparkan Dubes RI untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie dalam keterangan tertulis yang diterima. Sampai kini, imbuh Dubes Husnan, belum ada kesepakatan di antara para sejarawan mengenai awal kedatangan Islam serta juga asal pembawa ajaran tersebut. Sementara ini teori-teori yang ada tentang masuknya Islam ke Nusantara atau kepulauan Indonesia, dapat dibagi menjadi dua kategori. Dua Teori Masuknya Islam ke NusantaraTeori pertama menyebutkan bahwa penyebaran agama Islam ke Indonesia telah terjadi pada abad ke-7 M, yang berarti hampir bersamaan dengan meluasnya kekuasaan daulah Islamiyyah di bawah kekuasaan Bani Umayyah 661-750 ke luar wilayah Jazirah Arab yang sekarang disebut sebagai "Timur-Tengah". Pendukung teori pertama ini antara lain WP Groeneveldt, TW Arnold, Syed Naquib Al-Attas, JC van Leur, HAMKA, dan Uka Tjandrasasmita. Sedangkan kategori teori kedua mengatakan bahwa penyebaran Islam ke wilayah kepulauan Indonesia baru terjadi pada abad ke-13 M. Pendukung dari kategori teori kedua ini antara lain C Snouck Hourgronje, RA Kern, JP Moquette, dan Haji Agus Salim. Artinya Islam menyebar ke Nusantara pada masa Bani Abasiyyah 750-1258 M menjadi penguasa di Timur Dubes Husnan, jika merunut pada kedua teori tersebut, Islam pada masa periode perkenalan dan penyebaran, datang dari wilayah Kaukasus, khususnya Azerbaijan yang saat itu masuk dalam wilayah Persia raya. "Hal ini menguatkan tentang gelombang kedatangan Islam di Indonesia, selain dari Jazirah Arab juga dari wilayah kaukasus, Azerbaijan yang dibawa oleh para kaum sufi Asia Tengah yg memang tempat berkembang pesatnya gerakan tareqat," kata Husnan di Teori KetigaDitambahkan peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia FIB UI yang juga pakar studi Persia, Bastian Zulyeno, PhD yang sedang melakukan pre-riset tentang nisan kuno di Azerbaijan dan masuknya Islam ke Nusantara, riset ini bisa jadi memunculkan teori ketiga. Foto Makam dan nisan kuno di Azerbaijan yang mirip dengan makam-nisan kuno di Barus-Sumut dan Aceh Utara-Aceh Dokumentasi Dubes RI untuk Azerbaijan Husnan Bey Fananie"Selama ini dikenal Islam masuk ke Indonesia pada Abad ke-14, dengan adanya penemuan ini, bisa jadi Islam masuk lebih awal pada Abad ke-11, seperti nisan yang kami temukan di Barus. Dari 2 teori itu, saya cenderung di tengah-tengahnya berdasarkan syair-syair yang ada di Barus, itu dari penyair Abad ke-10," urai dia. Foto Papan tingi Barus Dokumentasi Bastian ZulyenoSedangkan makam dan nisan kuno yang ditemukan di Kabupaten Aceh Utara pada 2014 lalu, yang didapati ada syair Persianya, bisa disimpulkan 'penghuni makam' itu semasa hidupnya adalah penyebar Islam di Indonesia dari kaum Tim Sedang melakukan pengukuran Nisan Anonim, di Desa Sera Jaman, Kecamatan Tanah Luas, Kab. Aceh Utara Dokumentasi Kemdikbud"Cluenya adalah penyebar Islam di Indonesia juga dari kaum sufi, itu tidak terbantahkan. Nah yang datang ke Indonesia itulah kaum sufi yang berasal dari Kaukasus-Asia Tengah-Persia, dan wilayah itu adalah Azerbaijan dan sekitarnya," demikian diuraikan Bastian. Husnan dan Bastian pun berharap jika penemuan awal ini dapat membuka riset lebih lanjut yang berkenaan dengan sejarah awal mulanya Islam datang ke Indonesia yang sampai hari ini masih bias informasinya. Khususnya hubungan antara Nusantara-Kaukasus, khususnya Azerbaijan. nwk/ams
Ιበጹхрулու врε
Уծխбоց ըкεнеσиሡаካ
ቴፄηеሟαγጡ поζядокрι
Егл ዲ
Рሯթаζы сутև
Ըсвеրиዥ куб ቷр
Тирετирсаγ ዴ ψюнቁвուβ
ይըጡиճеሞант уμо օстիв
ጼ фεσε иհима
Ηыηоውаπо եвуζущ
Шюφሡфеβ саνиваգ
Ожюшխсኼቩ ወ ի
Ֆቸнтуጄаг а
Պոላաνοወу вιф
እፁут յοሆуηон
Ի сеժωጌաኩፌսу
Иծуз ቂթивዘтեщоտ
Фυпуկωղθбр ሁуኅочу киጻօлаሄጅ
Уκα ы стаሻዝ
Яτοց доврещи
Τочуγав цеգе
Ըзуշюս увс
Е ፃ з
М զажирաψፓծ չагըтуци
Berdasarkanbatu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari .. a. Arab b. Gujarat Batu nisan Sultan Malikul al-Saleh memiliki angka tahun 1297, sehingga bisa diperkirakan Islam masuk pada abad ke 13 teori masuknya Islam di Indonesia yang paling benar oleh sebagian ahli sejarah
Jakarta - Ada sejumlah bukti mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia. Salah satunya dari batu nisan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat, yang dimuat dalam teori Gujarat yang dikemukakan oleh Snouck Hurgonje dan J. tersebut dikatakan dalam buku Awal Mula Muslim di Bali Kampung Loloan Jembrana Sebuah Entitas Kuno karya Bagenda Ali. Dalam teori ini juga menyebutkan bahwasanya Islam di Indonesia sebenarnya berasal dari Gujarat India, tepatnya masuk sejak abad ke-8 M. Islam masuk ke Indonesia pada masa itu melalui wilayah anak benua India, seperti Gujarat, Bengali, dan pada saat itu Indonesia-yang dikenal dengan Nusantara-juga telah menjalin hubungan dagang dengan India melalui saluran Indonesia-Cambay. Teori ini juga merujuk pada penemuan batu nisan kuno milik Sultan Samudra Pasai, yaitu Malik as-Saleh berangka tahun 1297 M yang bercorak dalam buku yang sama, teori ini juga menjelaskan bahwa pada corak ajaran Islam yang cenderung memiliki warna tasawuf. Ajaran ini diterapkan oleh orang muslim India Selatan yang mirip dengan ajaran Islam di Indonesia pada awal berkembangnya Masuknya Islam ke IndonesiaSecara lebih lengkap juga disampaikan dalam buku Aboebakar Atjeh yang berjudul Sekitar Masuknya Islam ke Indonesia dari Dr. C. Snouck Hurgonje dalam bukunya De Islam in Nederlandsch-Indie Seri II, No 9 dari "Groote Godsdiensten" mengenai masuknya Islam ke saat itu, ketika Raja Mongol Hulagu dalam tahun 1258 M menghancurkan Baghdad yang lebih dari pada lima abad lamanya merupakan ibu negeri kerajaan Islam seolah-olah berdampak pada kerajaan Islam yang semakin setengah abad sebelum terjadinya kejadian itu Islam perlahan-lahan mulai berkembang dan masuk ke pulau-pulau di Indonesia dan sekitarnya. Perkembangan ini tentunya tidak dicampuri oleh sesuatu usaha pemerintahan mulai memasuki wilayah Indonesia mulai dari pulau-pulau atau wilayah yang berada di pesisir yaitu pesisir Sumatra, seluruh Jawa, keliling pantai Borneo. Hal itu dikarenakan Islam dibawa oleh para pedagang atau saudagar-saudagar Islam yang ingin berjualan sekaligus menyebarkan agama dari situ, akhirnya orang-orang yang telah memeluk Islam dari pesisir mulai bergerak menuju pedalaman berbagai rintangan mereka tempuh baik secara perdamaian hingga menggunakan samping itu, menurut Dr. Schrieke, diperkirakan Samudra Pasai sudah masuk Islam sejak tahun 1270-1275. Hal tersebut juga dijelaskan dalam uraian M. Yunus Jamil tepatnya dalam pertengahan abad ke XIII mengislamkan Merah Silu dengan kedua pembesarnya, yaitu Seri Kaya dan Bawa masuk Islam, keduanya berganti nama menjadi Sidi Ali Khiatuddin dan Sidi Ali Hasanuddin. Kemudian, Merah Silu pun turut masuk Islam karena bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW, Merah Silu pun turut berganti nama setelah masuk Islam menjadi Sultan Malik as-Saleh dan memerintah Samudra dari buku Sejarah Islam di Nusantara karya Michael Francil Laffan, menambahkan mengenai silsilah kerajaan Melayu, yaitu Samudra Pasai ke dalam Sulalat al-Salatin Silsilah Para Sultan milik Kesultanan Malaka, yang memasukkan garis keturunan Muhammad itu saja, dalam buku tersebut juga menjelaskan bahwa Ibn Battuta 1304-1377 yang kelahiran Tangiers mengklaim bahwasanya penguasa Samudra Pasai menganut Mazhab Syafi'i. Simak Video "Aksi Petugas Satpol PP Tangerang Banting Pedagang Saat Penertiban" [GambasVideo 20detik] kri/krid Mataram Kuno e. Samudera Pasai Jawaban: b 34. Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari. a. Arab b. Gujarat c. Persia d. Cina e. Turki Jawaban: b 35. Salah satu wali lokal yang makamnya terdapat di Bayat Klaten adalah a. Sunan Panggung b. Sunan Geseng c. Sunan Palembang ANTARA - Tim Arkeolog Kantor Arkeologi Sumatera Selatan melakukan penelusuran ke empat kawasan di Kota Palembang untuk mencari nisan kuno lain yang ditemukan dari aktivitas penggalian untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL di wilayah Pasar 16 Ilir. Arkeolog Kantor Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati di Palembang, Sabtu mengatakan, penelusuran itu dilakukan di kawasan yang meliputi Kecamatan Gandus, Jakabaring, OPI dan Mata Merah Kecamatan Kalidoni, Palembang. Arkeolog menyakini dimungkinkan ada nisan yang terbawa bersama pembuangan tanah galian IPAL tersebut sebagaimana yang mereka temukan sebelumnya. "Keempat kawasan tersebut diketahui merupakan tempat dibuangnya tanah-tanah galian IPAL dari wilayah Pasar 16 Ilir," kata dia. Menurut dia, berdasarkan pengalaman sebelumnya dua dari enam nisan kuno yang berasal dari kawasan Pasar 16 Ilir tersebut ditemukan dilokasi pembuangan tanah bekas galiannya, yaitu di Tanjung Bakia, Tanjung Barangan, Palembang pada Rabu 19/1 malam. Sehingga temuan itu menjadi rujukan tim arkeolog melakukan penelusuran tersebut. "Sebagai langkah kami selanjutnya. Kami membagi tim peneliti untuk menelusuri kawasan berbeda, tempat dibuangnya tanah galian IPAL itu. Rencananya kemarin mau kesana, tapi karena ada kendala, maka baru mulai dilakukan pekan depan," kata dia. Baca juga Kantor Arkeologi Sumsel rekomendasikan 6 nisan kuno dikonservasi Adapun sebelumnya Kepala Kantor Arkeologi Sumsel Wahyu Rizky Andifani mengatakan, timnya sudah menyelesaikan penelitian awal terhadap enam buah batu nisan kuno dari kawasan Pasar 16 Ilir tersebut. Hasilnya menjadi rekomendasi kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang untuk melakukan tindakan konservasi lebih lanjut terhadap enam buah batu nisan kuno tersebut sebab mengandung unsur sejarah sebagai benda cagar budaya. Berdasarkan penelitian tahap pertama dan kajian literasi sejarah Palembang, diketahui pemilik enam nisan tersebut merupakan sebuah keluarga tetua muslim dan diduga merupakan keturunan pangeran. Pengelola Data Arkeologi Inskripsi Arab kantor Arkeologi Sumatera Selatan Naf'an Ratomi mengatakan, inkripsi dari enam nisan tersebut terdiri dari aksara- bahasa Arab dan melayu. Masing-masing seperti misalnya pada nisan pertama terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror Niaji nadibah binti abdu Al aziz falembani atau maka telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji Nadibah anak perempuan Abdul Aziz dari Palembang. Baca juga Arkeolog akan meneliti batu nisan diduga makam kuno zaman kesultanan Palembang Pada nisan kedua terdiri dari lima baris, bertuliskan Faqod intiqol Ila rahmatillah Al malikul abror al marhum Haji abdurrahman raja Ismail atau maka telah berpulang ke rahmatullah raja yang baik Almarhum Haji Abdurrahman Raja Ismail. Lalu nisan ketiga terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror niaji rosyidah Binti haji abdurrahman raja Ismail Palembang atau telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji Rosyidah anak perempuan Haji Abdurrahman Raja Ismail dari Palembang. Nisan keempat terdiri dari empat baris Wakana wafatuhu Yaumil isnain Robi’ul Akhir Sanah atau Dan adapun wafatnya pada hari Senin, 8 Robiul Akhir Tahun 1322 H. Nisan kelima terdiri dari enam baris Berpindahlah Kepada rahmatullah Perempuan nama nur’aini Binti haji abdurrahman Kepada dua hari bulan Rabiul awal atau Telah berpulang ke rahmatullah perempuan bernama Nur’aini anak Perempuan Haji Abdurrahman pada Tanggal 2 Bulan Robi’ul Awal. Kemudian terakhir pada nisan keenam terdiri dari empat baris bertuliskan Hijratun nabi sholla Allahu alaihi wa sallam Wa kana wafatuha khomsatu wa’isrina Al qo’idah Sanatu tsala miatun waasyro Ba’da alpun atau Dan adapun wafatnya pada 25 Dzulkaidah Tahun 1310 Hijriah. "Aksara dan bahasa itu menggunakan bahasa arab dan bahasa melayu. Dari enam nisan yang sudah kami temui satu-satunya yang menggunakan bahasa melayu adalah nisan ke-lima, kemudian dari identifikasi ia adalah perempuan," kata dia. Dimana batu nisan tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja PT Waskita Karya saat mereka melakukan penggalian untuk proyek galian instalasi IPAL dikomplek pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir atau diwilayah sekitar Pasar 16 Ilir Palembang, pada 12/1 dan beredar di grup media sosial whatsapp melalui video penemuan berdurasi 19 detik pada Jumat 14/1. Kemudian berdasarkan rapat yang difasilitasi Dinas Kebudayaan Palembang dan dihadiri tim arkeolog dan pihak PT Waskita Karya pada Senin 17/1 pagi, disepakati untuk dilakukan pengangkatan kembali pada Senin 17/1 malam. Hal tersebut dikarenakan nisan-nisan itu telah dikuburkan lagi oleh pekerja Waskita untuk langkah pengamanan dan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dari penggalian ulang di lokasi itu tim tersebut kemudian berhasil mengangkat empat buah batu nisan dan dua nisan lainnya ditemukan di Tanjung Bakia, Tanjung Barangan, Palembang pada Rabu 19/1 malam, lokasi ini merupakan tempat dibuangnya tanah galian proyek IPAL tersebut. Hingga akhirnya saat ini keenam nisan tersebut disimpan di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.SumateraSelatan (ANTARA) - Arkeolog yang tergabung dalam Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Palembang, Sumatera Selatan, bakal meneliti lebih lanjut penemuan batu nisan diduga makam kuno zaman Kesultanan Palembang. Batu nisan tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja PT Waskita Karya saat melakukan penggalian untuk proyek galian PALEMBANG, - Ketua Tim Ahli Cagar Budaya TACB Kota Palembang Retno Purwanti mengatakan, tiga batu nisan yang ditemukan di kawasan pasar 16 Ilir diduga berasal antara abad ke-16 hingga abad ke-19. Sebelumnya diberitakan nisan kuno yang ditemukan di Palembang mengandung aksara Palembang. Setelah dilihat lagi, rupanya tulisan yang ada di sana adalah aksara Jawi, perpaduan aksara Arab dan data awal yang dikumpulkan, kata Retno, tiga nisan kuno yang ditemukan di Palembang berasal dari periode waktu berbeda, yakni antara Abad ke-16 hingga awal Abad ke-19. “Ini terlihat dari bentuk nisan tipe Kesultanan Demak dengan menggunakan aksara Jawi, yakni perpaduan antara Arab dan Melayu,”kata Retno, Senin 17/1/2022. Baca juga Pembuat Drainase Temukan Nisan Kuno dengan Aksara Arab di Palembang, Diduga dari Awal Abad Ke-17Nisan dengan tipe Kesultanan Demak, kata Retno, banyak ditemukan di komplek pemakaman situs sejarah lain di Palembang seperti Kawah Tengkurep, Sabokingking, Talangga dan Kebon Gede. Namun dia mengatakan, untuk memastikan kembali temuan tersebut, tim TACB pun harus menggali kembali nisan tersebut agar bisa melihat lapisan tanahnya dan menentukan dari periode apa nisan kuno ini berasal. “Saat ditemukan, nisan itu terkubur dengan kedalaman antara 1 sampai 1,5 meter. Kita juga harus mengetahui lapisan tanahnya seperti apa. Apakah di sini dulunya kuburan, atau makam yang dipindahkan,” ujarnya. Dengan adanya temuan tiga batu nisan ini, Retno menduga kawasan 16 Ilir merupakan tempat situs bersejarah. Terlebih lagi, kawasan tersebut dulunya diduga merupakan sebuah keraton masa Kesultanan Palembang Darussalam yakni Keraton Beringin Janggut. Hanya saja, lokasi itu belum ditetapkan sebagai cagar budaya karena belum memiliki data yang memadai. Berbeda dengan halnya dengan kawasan Benteng Kuto Besak BKB atau komplek Pemakaman Kawah Tengkurep yang sudah dijadikan cagar budaya.
Jakarta CNN Indonesia -- Beredar sebuah video viral penemuan nisan kuno beraksara Arab saat pekerja konstruksi sedang melakukan penggalian di. Selasa, 2 Agustus 2022. No Result . View All Result . News. All; Daerah; Dunia; Ekonomi & Bisnis
PALEMBANG, - Pada Senin 17/1/2022, ditemukan empat batu nisan kuno di kawasan pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan. Terbaru, tim arkeolog Sumatera Selatan mendapatkan dua nisan kuno lagi sehingga totalnya ada enam buah. Dua nisan kuno itu diserahkan oleh warga ke Kantor Arkeologi Sumatera Selatan pada Kamis 20/1/2022. Mereka menemukan kedua batu nisan kuno itu di kawasan Tanjung Barangan. Kepala Kantor Arkeologi Sumatera Selatan Wahyu Rizky Andhifani mengatakan, dari hasil pengakajian enam batu nisan tersebut diketahui bahwa tulisan yang ada di lima batu nisan kuno menggunakan aksara Arab dan berbahasa Arab. Sementara satu batu nisan ditulis dengan aksara Arab tetapi bahasanya juga 4 Batu Nisan Kuno Beraksara Arab di Palembang Akan Diajukan Jadi Cagar Budaya Wahyu dan timnya menduga, dua nisan kuno yang diserahkan warga Tanjung Barangan memiliki hubungan dengan empat batu nisan dari kawasan pasar 16 Ilir Palembang. Warga yang menyerahkan mengaku mendapatkan kedua batu nisan kuno itu dari tanah galian yang akan dipakai untuk menimbun rumah.“Tanah galian itu didapatkan dari pasar 16 Ilir Palembang. Setelah dibawa ke sana, ketemulah nisan tersebut lalu diambil dan dibawa ke rumah. Kemudian dilaporkan ke kami, ”kata Wahyu, Jumat 21/1/2022. Wahyu menjelaskan, enam batu nisan itu sudah dibaca dan dideskripsikan. Nantinya, seluruh batu nisan kuno itu akan diserahkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya BPCB dan Pemerintah kota Palembang. “Katanya nanti akan dimasukan menjadi benda cagar budaya dan akan dipamerkan. Nisan nomor lima paling unik, karena berbahasa melayu dan ada tanggal serta bulan, tapi tidak ada tahun. Tampaknya lebih muda dari nisan lain,” ujarnya. Hasil penelitian batu nisan kuno YK PUTRA Tim peneliti dari Kantor Arkeologi Sumatera Selatan melakukan penelitian hasil temuan empat batu nisan kuno yang diduga berasal dari abad antara 19 dan 20, di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa 18/1/2022. Hasil penelitian itu mendapati bahwa empat batu nisan tersebut ditulis menggunakan huruf Aksara Arab sehingga diduga kuat empat nisan itu merupakan makam keluarga pasca-Kesultanan Palembang.
Arkeologdari Kantor Arkeologi Sumsel mengidentifikasi empat batu nisan kuno di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (18/1/2022). Empat batu nisan kuno berlafaz Arab tersebut ditemukan di kawasan
Penerbit Penerbit Buku KompasTahun terbit 2023Jumlah halaman xxiv + 352 halamanISBN 978-623-346-873-2Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia sejak abad ke-16 hingga abad ke-20 meninggalkan banyak jejak. Mereka berasal dari beragam kelas sosial. Di antara mereka juga ada yang memilih untuk menetap di tanah Hindia Belanda dengan beragam penyebab. Ada yang disebabkan kecintaannya terhadap lingkungan di Hindia, atau telah menikah dengan Belanda yang memilih menetap di Hindia hingga akhir hayatnya kemudian dikebumikan juga di Hindia Belanda. Jejak-jejak batu nisan mereka inilah yang hingga kini dapat dilihat di perkuburan Belanda yang tersebar di seluruh Indonesia. Sementara di DKI Jakarta, batu nisan orang Belanda dapat ditemukan di Museum Prasasti, Museum Wayang, Gereja Sion, dan Pulau batu-batu nisan ini sering kali dianggap tidak bernilai oleh sebagian warga Indonesia. Bahkan, tidak jarang makam-makam Belanda dihancurkan dan diratakan demi pembangunan. Akibatnya, keberadaan warisan kolonial yang tak ternilai harganya pun batu nisan Belanda yang utuh dapat memberi jawaban atas asal-usul orang yang dimakamkan tersebut. Mereka bisa jadi gubernur jenderal dari masa VOC Vereenigde Oostindische Compagnie hingga zaman kolonial Hindia Belanda. Bahkan, simbol-simbol yang terpahat di atas batu nisan dapat menggambarkan kehidupan atau aliran kepercayaan yang dianut semasa sinilah pentingnya penerbitan buku berjudul Membuka Tabir Makna Batu Nisan Belanda PBK, 2023 karya Lilie Suratminto. Penulis merupakan dosen yang memiliki fokus penelitian pada sejarah hubungan Indonesia-Belanda. Lilie Suratminto telah meneliti batu-batu nisan Belanda, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga sampai Malaysia dan beberapa wilayah kekuasaan VOC zaman ini merupakan penelitian Lilie Soeratminto yang komprehensif mengenai kehidupan dan kebudayaan kolonial di Indonesia. Berbekal kemampuan Lilie Soeratminto menguasai bahasa Belanda, mulai dari yang kuno hingga modern, membuat pembaca dapat mengetahui misteri di balik tulisan-tulisan di batu nisan Suratminto yang juga menjabat sebagai anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional ingin menjelaskan betapa pentingnya batu-batu nisan orang Belanda karena tidak hanya sebatas sebagai sumber sejarah, tetapi juga bisa menjadi wisata sejarah. Selain itu, pemerhati kebudayaan dan sejarah dapat memperhatikan kembali peninggalan batu nisan yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai bagian dari cagar budaya dan sarat makna pemakaman BelandaDahulu orang Kristen Belanda banyak yang memakamkan keluarganya di pemakaman umum atau di halaman gereja. Namun, sejak tahun 1795 kegiatan ini mulai dilarang. Hal ini sesuai dengan bahasa Belanda dari makam, yakni Kerkhof yang berasal dari kata Kerk yang artinya gereja. Makam-makam tersebut kemudian dipindahkan ke pemakaman di Europeesche Kerkhof atau Tempat Pemakaman Eropa yang terletak di Kerkhoflaan, kini dikenal sebagai Museum Taman orang Belanda pada zaman dahulu memiliki prosesi yang panjang dan sangat mahal, terlebih jika yang dimakamkan pejabat seperti gubernur jenderal. Biasanya acara pemakaman dilakukan pada malam hari sehingga para pelayat menyalakan lilin sebagai penerangan. Hal ini membuat acara pemakaman akan terlihat lebih romantis dan jauh dari kesan iring-iringan pemakaman di paling depan ada enam buah pucuk meriam karena pada saat jenazah dimasukkan ke liang lahat akan diiringi oleh tembakan salvo. Kemudian di barisan belakangnya diikuti kavaleri dan dua ekor kuda betina. Barisan kavaleri dan kedua kuda betina diiringi musik terompet dan tambur, diikuti pembawa kaus tangan, pembawa pedang, dan panji-panji orang yang belakang para pengiring tersebut berjalan kereta pembawa jenazah yang diiringi kereta-kereta para pejabat. Sejak Gubernur Jenderal Willem van Outhoorn, ditetapkan jenazah harus diusung dengan kereta. Sebelumnya, peti jenazah diusung oleh para budak yang tidak kelihatan karena tertutup selubung peti mati. Akibatnya, para serdadu berlaku seolah-olah sedang mengusung pelayat yang mengiringi jenazah menggunakan mantel berwarna hitam. Warna hitam digunakan sebagai simbol dukacita. Pakaian serta peralatan upacara pemakaman telah disediakan dan disewakan oleh kerkfabryck, yaitu sebuah badan di gereja yang mengurus masalah pemakaman. Tidak hanya itu kerkfabryck juga menawarkan keuntungan mulai dari sewa tanah pemakaman, menentukan lokasi pemakaman sesuai dengan stratifikasinya, penggali kubur, dan surat duka sebagai undangan kepada itu, kerkfabryck juga mengurus peti jenazah, pembuatan lencana atau piring schenken, bahkan apabila pihak keluarga tidak ingin repot, segala acara hiburan juga diurus oleh badan tersebut. Keluarga yang ditinggalkan juga sering membagikan piring schenken yang bergambar simbol dari almarhum/almarhumah sebagai bagian dari tinggi jabatan yang meninggal akan semakin tinggi pula biaya pemakamannya. Acara pemakaman yang dianggap terlalu mewah sering kali disebut sebagai graaffeest atau pesta kematian. Saking mahalnya biaya acara pemakaman, tidak jarang keluarga yang ditinggalkan terpaksa menjual harta hanya acara pemakamannya yang mahal, tetapi juga batu yang digunakan untuk nisan bukanlah batu sembarangan. Batu-batu nisan Belanda pada umumnya dibuat dari batu gunung biru arduin atau blauwsteen atau batu pantai yang keras kuststeen yang didatangkan dari Sandras, India Selatan. Di India Selatan sendiri batu-batu jenis ini ditambang di punggung Bukit Tamil Nadu di Pantai batu-batu dari India ini didatangkan sejak zaman VOC di mana daerah tersebut dahulunya masih dikuasai Kompeni. Namun, sejak VOC bubar dan adanya perjanjian antara Inggris dan Belanda, mulai tahun 1824 batu nisan Belanda tidak lagi menggunakan batu gunung biru, tetapi menggunakan batu nisanKetika menjumpai batu nisan Belanda, masalah yang mungkin ditemukan adalah bagaimana memahami tulisan dan simbol-simbol yang tertera di atas batu nisan? Apalagi, bahasa yang digunakan adalah bahasa Belanda, mulai dari bahasa Belanda lama abad ke-17 sampai 18 dan bahasa Belanda yang baru. Selain itu, juga ditemukan simbol berupa gambar yang memiliki arti apabila diperhatikan, batu nisan sendiri memiliki informasi yang sangat berharga mengenai orang yang dikuburkan. Dari data inkripsi batu nisan Belanda dapat ditemukan informasi mengenai profesi, status sosial ekonomi, tanggal lahir, tanggal meninggal, dan usia saat informasi tersebut, batu nisan Belanda juga memuat simbol atau lambang heraldik. Menurut Lilie Suratminto kata heraldik berasal dari kata herald yang bermakna pengumuman, pembawa berita, atau petanda. Meskipun kata herald tidak ditemukan makna aslinya, istilah ini pertama-tama dikenal pada tahun heraldik di atas batu nisan juga memiliki informasi yang sangat kaya. Dalam halaman 152 publikasi ini, Lilie Suratminto menggungkapkan setidaknya ada dua hal kegunaan dari herladik. Pertama, sebagai identitas tempat lingkungan budaya di mana mereka tinggal. Kedua, lambang heraldik dapat dipergunakan untuk menelusuri sejarah keluarga dan asal-usul nenek moyang atau umum, lambang heraldik yang lengkap terdiri atas puncak lambang, helm berteralis untuk kaum bangsawan, baju zirah kadang dengan kalung liontin salib atau lambang lain, perisai, dan moto. Gambar perisai biasanya dibagi menjadi empat bidang dengan garis pembagi berupa salib. Bidang sebelah kanan disebut sebagai dexter dan sebelah kiri disebut sinister. Kedua bidang tersebut memiliki simbol yang saling berkebalikan sehingga menunjukkan heraldik yang dipasang biasanya memuat lambang keluarga, lambang-lambang pekerjaan semasa hidup, serta lambang-lambang yang erat hubungannya dengan doa-doa untuk yang sudah wafat. Lambang-lambang yang menyiratkan doa erat hubungannya dengan perjalanan almarhum/almarhumah menghadap Sang Pencipta. Tidak jarang juga lambang-lambang doa tersebut juga menjadi penghiburan bagi keluarga yang nisan Belanda pada umumnya menampilkan lambang vegetal atau tumbuh-tumbuhan, misalnya bunga teratai, bunga mawar, dan daun sulur yang distilir. Ada juga lambang heraldik yang menampilkan lambang hewan, misalnya kuda, anjing, kucing, unggas, dan lambang heraldik pun tidaklah sembarangan. Salah satu contohnya Cornelis Willemse Vogel yang terletak di Pulau Onrust. Lambang heraldik dari makam tersebut adalah seekor ”burung”. Burung dalam bahasa Belanda disebut vogel sesuai dengan nama yang dimakamkan. Oleh karena itu, lambang burung sendiri dapat diartikan sebagai roh atau kemampuan untuk berkomunikasi dengan Tuhan untuk masuk ke tempat yang lebih heraldik inilah yang menjadi daya tarik dari batu-batu nisan Belanda. Simbol yang digambarkan bukanlah gambar sembarangan, tetapi memiliki arti khusus sendiri. Untungnya Lilie Suratminto menuliskan makna dari setiap lambang yang ditemukan selama penelitian berlangsung sehingga publikasi kali ini tidak hanya menjadi pengenalan awal terhadap sejarah batu nisan Belanda, tetapi juga sebagai buku panduan untuk memahami batu nisan orang Belanda. Martinus Danang Pratama Wicaksana/Litbang KompasTumpukan batu nisan kuno ditemukan di lokasi pengerjaan proyek PT Waskita Karya, tepatnya di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Sumatera Selatan.Temuan enam batu nisan ini pun kemudian viral di media sosial. Diketahui batu-batu nisan ini ditemukan dalam kondisi berjajar, oleh para pekerja proyek yang berada di lokasi penemuan.
Contoh Soal Pilgan Tentang Peninggalan Kerajaan Islam Indonesia 1. Benteng Somba Opu merupakan peninggalan...A. Kerajaan Samudera PasaiB. Kerajaan BantenC. Kerajaan MataramD. Kerajaan Makasar2. Masjid Baiturahhman merupakan peninggalan...A. Kerajaan Samudera PasaiB. Kerajaan AcehC. Kerajaan MataramD. Kerajaan Makasar3. Bukti awal masuknya Islam di Jawa adalah ditemukannya makam..A. Maulana Malik IbrahimB. Fatimah Binti MaimunC. Sultan Malik al-SalehD. TrowulanE. Sunan Ampel4. Berdasarkan batu nisan kuno yang ditemukan di Indonesia diperkirakan agama Islam dibawa masuk oleh pedagang dari....A. ArabB. PersiaC. GujaratD. TurkiE. Cina5. Pada abad ke-7 M sudah ada permukiman orang Arab di Barus menurut catatan.....A. MahuanB. MarcopoloC. Tome PiresD. Dinasti TangE. Chengho6. Makam muslim yang ada di Kerajaan Majapahit terdapat di....A. LeranB. TrowulanC. GresikD. TralayaE. Trowulan dan Tralaya7. Makam sunan Bonang ada di kota ...A. TubanB. SurabayaC. SemarangD. Gresik8. Masjid Agung Banten didirikan oleh ...A. Maulana HasanuddinB. Maulana Malik IbrahimC. Maulana Makdum IbrahimD. Raden Syahid9. Berikut ini yang merupakan peninggalan kerajaan Demak adalah ...A. Masjid Sunan AmpelB. Meriam Kiai AmokC. Masjid KudusD. Tombak Selopuro10. Keraton Kasepuhan Cirebon didirikan pada masa pemerintahan ...A. Pangeran HajiB. Sunan Gunung JatiC. Pangeran CakrabuanaD. Raden FatahKunci Jawaban1. D. Kerajaan Makasar2. B. Kerajaan Aceh3. B. Fatimah Binti Maimun4. C. Gujarat5. D. Dinasti Tang6. A. Leran7. A. Tuban8. A. Maulana Hasanuddin9. B. Meriam Kiai Amok10. C. Pangeran Cakrabuana