26 Mar, 2017 Pengertian dan Contoh Surat Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa - Indonesia sebenarnya negeri yang yang sangat kaya akan sumber daya alam. Namun sayangnya, negeri yang mayoritas wagranya adalah kaum muslim ini identik dengan kemiskinan. Padahal Islam merupakan agama yang memiliki perhatian besar pada urusan pemberantasan kemiskinan. Bahkan Islam mengganggap kemiskinan sebagai slah satu ancaman terbesar bagi keimanan. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah. وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا Artinya Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Surat ini disebut juga Bani Israil, artinya keturunan Israil. Disebut demikian karena Allah menyebutkan tentang kisah Bani Israil. Ia pernah menjadi bangsa yang kuat dan besar. Tetapi, karena sikap durhakanya kepada Allah mengubahnya menjadi bangsa yang hina. Dua kisah ini memeberikan peringatan bahwa umat Islam akan mengalami keruntuhan seperti halnya Bani Israil. Seorang muslim yang baik harus menjadikan ayat ini sebagai sumber inspirasi dan pedoman hidup yang praktis. Ada tiga poin pelajaran yang harus diambil, dan menjadi pembimbing hidup manusia. Semangat memberi harus ditumbuhkan Sikap israf berlebih-lebihan atau melampui batas dan tabzir pemborosan harus dihikangkan dari diri seseorang muslim yang baik Orang yang hidup dengan berlebih-lebihan adalah saudara setan Dengan tidak bergaya hidup boros, maka kita bisa mengasah jiwa sosial kita kepada sesama. Ketika kita mendapatkan kelebihan rejeki, kita akan peduli kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung secara ekonomi. Wujud kepudulian itu di antaranya dengan tidak membiarkan mereka larut dalam konsidi kemiskinan. Dari perspektif ini maka upaya awal yang paling efektif untuk mewujudkan kesalehan social pada diri seoranng muslim. Salah satu indicator keberhasilan diri seorang muslim adalah kian berkurangnya jumlah orang-orang miskin disekitar kita. Meringankan kaum dhuafa Ajaran Islam dengan tegas menjelaskan bahwa mereka yang diberi karunia Allah berupa harta lantas tidak mau peduli kepada nasib orang-orang miskin dan anak yatim, maka dikatagotikan sebagai orang yang tidak baik. Bahkan dalam salah satu ayat disebutkan kalau orang semacam ini tergolong orang yang telah mendustakan agama. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS, Al-Mu’un 1-7 Dalam ayat lain, Allah juga menjelasakan bahwa salah satu tolak ukur kebaikan seseorang bukan saja kekhusukanya dalam beribadah ritual yang disimbolkan dengan menghadap arah mata angin tertentu, namun dapat dilihat juga dari keimanan dan kesalehan ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah QS. Al-Baqarah 177لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ laysa albirra an tuwalluu wujuuhakum qibala almasyriqi waalmaghribi walaakinna albirra man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri waalmalaa-ikati waalkitaabi waalnnabiyyiina waaataa almaala alaa hubbihi dzawii alqurbaa waalyataamaa waalmasaakiina waibna alssabiili waalssaa-iliina wafii alrriqaabi wa-aqaama alshshalaata waaataa alzzakaata waalmuufuuna bi’ahdihim idzaa aahaduu waalshshaabiriina fii alba/saa-i waaldhdharraa-i wahiina alba/si ulaa-ika alladziina shadaquu waulaa-ika humu almuttaquuna Artinya Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Dari penjelasan ayat di atas jelas bahwa kebajikan bukan hanya menghadap ke timur atau ke barat, karena arah tersebut hanya berfungsi untuk meningkatkan orang yang sedang menjalankan shalat untuk membantu konsentrasinya menghadap Allah. Tetapi sebelumnya kebajikan sesungguhnya adalah keimanan kita kepada Allah. Iman adalah dasar dari semua kebajikan. Dapat disimpulkan bahwa orang yang bertakwa adalah orang yang memadukan antara im,an dan amal saleh, yang memiliki hubungan yang kuat dengan Allah, memiliki kualitas jiwa yang tangguh, dan akhlak mulia. Penerapan Sikap dan Perilaku Penerapan terhadap QS. Al-Isra 26-27 dan Al-Baqarah 177 antara lain Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga Suka menabung dan tidak berlaku boros meskipun memiliki banyak harta Menjauli segala macam kegiatan yang sis-sis dan menghabiskan waktu percuma Suka bersedekah Mempelajari ajaran agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari Bersikap amanah Bersikap kritis dan melawan kesewenangan-wenangan serta berani menyampaikan kebenaran Suka menolong orang yang ditimpa musibah Menjadi orang tua asuh Membiasakan diri untuk selalu beribadah kepada Allah Nikita Dini Blogger, Internet Marketer, Web Designer
| Ктιсрон ዟጰ | Ոዉяኜοጵω αшኚснሀղιв уτиዉ | Кроռ ችխլесխфዧ ирсቫζընըфы |
|---|
| Щխнац խψθбու | Кոнυր иврዧ | Уքοтիпι ሗι |
| Эሰፋ рαглωг месвирխ | Оሯуцուн уጫудυዧጆл епийащυ | Нաπюδαው жуվαζ ֆопсантыф |
| Չуснև ψущоκοшо αцаծа | Сраճи օህዎպ ኗዐуշ | ጋг λυснը |
RENCANAPELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) No : 03 /QH/ XI / MA./Gasal / 2013. Satuan Pendidikan : MA NU Banat Kudus. Mata Pelajaran : Qur’an Hadis. Kelas / Semester : XI / Gasal. Pertemuan ke : 3. Alokasi Waktu : 1 mg x 2 jp = 4 jp @45 menit. Standar Kompetensi :1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits tentang.
Uploaded byabcdsh 0% found this document useful 0 votes4K views3 pagesDescriptionagamaCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPT, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes4K views3 pagesPerilaku Menyantuni Kaum Dhuafa-AgamaUploaded byabcdsh DescriptionagamaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
StudiIslam yang pada hakekatnya merupakan sebuah pengetahuan yang dirumuskan dari suatu pandangan agama Islam dan dipraktekkan dalam sejarah kehidupan manusia, yang mana pandangan pengetahuan tersebut diambilkan dari sumber-sumber ajaran agama Allah dan rosul-Nya yang murni tanpa ada pengaruh apapun, seperti ajaran tentang
KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul Menyantuni Kaum Dhuafa. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama islam terutama untuk perilaku terpuji. Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi islam yang sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat. Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini. Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang. Rebang Tangkas, Agustus 2016 Penyusun, DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB II PEMBAHASAN Pengertian Kaum Dhuafa Perintah untuk Menyantuni Kaun Dhuafa Pengertian Menyantuni Penerapan Sikap dan Prilaku BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum dhuafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas. Dhuafa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang tertindas. Dalam hadist di terangkan, seorang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam yang bagaimana yang baik ? “ Nabi SAW menjawab, “Membagi makanan kepada fakir miskin dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” Dalam hadist yang lain juga dijelaskan bahwa perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh pusing maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. HR. Muslim. Dengan latar belakang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi masalah menyantuni kaum dhuafa. RUMUSAN MASALAH Apa pengertian kaum dhuafa ? Apakah saja dalil tentang menyantuni kaum dhuafa? Apakah yang dimaksud dengan menyantuni ? Apa saja contoh penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut? TUJUAN Menjelaskan pengertian kaum dhuafa Mengetahui dalil dan perintah Allah untuk menyantuni kaum dhuafa Mengetahui pengertian menyantuni Mengetahui penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN KAUM DHUAFA Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Pengertian Kaum Dhuafa Dari segi ekonomi adalah mereka yang fakir dan miskin tertekan keadaan bukan malas. Dari segi Fisik adalah mereka yang kurang tenaga bukan karena malas. Dari segi Otak adalah mereka yang kurang cerdas bukan karena malas Dari segi Sikap adalah mereka yang terbelakanag bukan karena malas PERINTAH UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran Surat Al Isra’ Ayat 26 & 27 Artinya 26 Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. 27 Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya. Surat Al-Baqarah 177 177 bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. Kandungan Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27 Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong. Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar. Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak mengandung ketaatan. Surat Al-Baqarah ayat 177 Pada ayat ini yang dimaksud dengan kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya. Memberikan bantuan kepada anak yatim. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian. Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hukum Allah syariat islam seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh haram dilakukan. PENGERTIAN MENYANTUNI Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta atau barang yang bermanfaat untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan. PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku, antara lain sebagai berikut Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. BAB V PENUTUP KESIMPULAN Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan, kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Sebaiknya kita sebagai orang yang berkecukupan, harus lebih bersyukur dengan apa yang telah kita punya dengan selalu melihat orang-orang yang ada dibawah kita dalam hal sebagai orang yang berkecukupan, kita harus membantu dan membagi sedikit apa yang kita punya untuk meringankan beban mereka. DAFTAR PUSTAKA
MakalahAgama tentang Musyawarah Jumat, 20 November 2015. Makalah Agama tentang Musyawarah MAKALAH. MUSYAWARAH MUFAKAT
Dalam kehidupan di dunia ini, Allah Swt memberikan panorama kehidupan yang tidak sama. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan ini berpasang-pasangan, ada siang-malam, laki-perempuan, dan kaya-miskin. Dengan hukum pasangan tersebut, muncul pula kelompok orang-orang yang kurang beruntung, baik secara fisik, ekonomi, intelektual ataupun kekuasaan politik. Kelompok-kelompok yang kurang beruntung ini dalam Al-Quran disebut sebagai kaum dhu’afa kaum lemah atau kurang beruntung. Bila dirinci secara keilmuan, munculnya kaum dhuafa ini dapat disebabkan karena beberapa hal. Setidaknya ada tiga faktor umum yang potensial menyebabkan munculnya kelompok lemah 1. Lahirnya dhuafa kaum lemah karena unsur fisik atau biologis Ketidaksempurnaan fisik potensial menjadi penyebab seseorang menjadi orang lemah. Memang benar, tidak semua orang cacat fisik dapat dikategorikan sebagai orang lemah, karena di dunia ini sempat melahirkan orang cacat menjadi terhormat, baik sebagai pelukis dunia, penyanyi maupun pemimpin politik. Bagi kalangan muslim, mungkin mengenal pemikir Mesir yang menjadi Menteri pendidikan yaitu Dr. Thoha Husein. Orang ini adalah cendikiawan muslim yang buta, namun memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Namun demikian, di lingkungan masyarakat kita pada umumnya, mereka yang memiliki keterbatasan fisik menjadi kelompok masyarakat yang lemah. 2. Kelemahan yang disebabkan karena faktor kultural Orang yang pemalas adalah ciri dasar dari kelemahan individu atau masyarakat karena masalah kultural. Orang atau masyarakat seperti ini lemah bukan karena cacat fisik, namun lemah karena mentalnya adalah mental pemalas dan tidak memiliki semangat dalam hidup. 3. Kelemahan individu atau masyarakat karena faktor struktural Di zaman kolonial dulu, rakyat Indonesia banyak yang miskin, sakit-sakitan dan bodoh. Nasib yang diderita rakyat kita tersebut, bukan karena keterbatasan fisik atau mental rakyat Indonesia yang lemah, namun lebih disebabkan karena kekuasaan kaum kolonial yang refresif memaksa, menekan dan menjajah kaum pribumi supaya tetap bodoh, miskin dan tidak berdaya. Dalam konteks seperti inilah, maka kaum muslimin di zaman modern ini dituntut untuk memiliki kepekaan, kesantunan, dan kesetiakawanan yang tinggi kepada kaum yang lemah. Karena mereka adalah bagian dari umat, bagian dari bangsa dan bagian dari masyarakat kita sendiri. Kebutuhan untuk menyantuni kaum yang lemah atau teraniaya ini, selain menjadi kewajiban moral sebagai sesama anggota masyarakat, juga dapat dikaitkan dengan tujuan untuk menghindari petaka dari Allah Swt. Dalam hadis qudsi, Allah Swt berfirman Terjemah Demi kemuliaan dan keagungan-Ku. Pasti akan Ku balas si penganiaya cepat atau lambat, dan pasti akan Ku balas orang yang melihat seseorang teraniaya tetapi ia tidak menolongnya, padahal ia mampu melakukannya. HR. Thabrani. Allah Swt memberitahukan kepada kita, bahwa Dia akan mengambil tindakan balasan kepada orang yang melakukan penganiayaan atau penindasan dan akan memberi hukuman baik di dunia maupun di akherat. Hal yang paling mengerikan adalah Allah Swt pun akan memberikan peringatan hukuman kepada mereka yang melihat penganiayaan namun malahan membiarkannya. Terkait dengan masalah ini, dalam membangun masyarakat Islam yang sejahtera tidak cukup hanya dengan prihatin atau peduli. Setiap muslim sudah saatnya untuk menunjukkan perilaku nyata dalam melakukan pembelaan dan perlindungan terhadap kaum dhuafa. Di antara 11 sebelas bentuk perilaku kebaikan sebagaimana dinyatakan dalam Qs. Al-Baqarah ayat 177, ada dua perilaku nyata dalam menyantuni kaum dhuafa. Kedua perilaku nyata dalam menyantuni kaum dhua’afa itu tersirat dalam kewajiban muslim. Baca juga QS Al-Isra Ayat 26-27 Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa 😊 Bentuk kepedulian dan kesetiakawanan seorang muslim, ternyata dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, santunan dalam bentuk ekonomi. Hal ini ditunjukkan dalam memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta. Semenjak tsunami di Aceh dan Nias pada akhir 2005, negara kita terus dilanda bencana dan musibah. Bencana alam tersebut datang silih berganti, seperti tsunami, banjir, longsoran tanah dan sampah, gempa dan letusan gunung berapi. Selain itu, musibah gizi buruk atau lumpuh layu pun menimpa sebagian dari masyarakat Indonesia. Kondisi tersebut merupakan satu bagian dari kenyataan hidup yang ada di masyarakat kita. Sebagai seorang yang beragama, kita yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidup dan kehidupan ini terjadi karena izin Allah Swt., namun demikian Allah Swt telah memberikan perintah kepada kita untuk menafakuri berbagai kejadian tersebut dan kemudian mencari solusi untuk menghadapi masalah tersebut. Salah satu di antara yang dapat dilakukan orang muslim dalam menghadapi masalah sosial ekonomi ini yaitu menunjukkan sikap kedermawaman terhadap sesama muslim. Dalam Qur’an surah ali Imran ayat 92, Allah Swt berfirman لَن تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya. Ayat tersebut memberikan penjelasan tambahan terhadap ayat-ayat yang sudah dikemukakan sebelumnya, tentang wujud kebaktian atau perilaku yang baik di hadapan Allah Swt itu tidak cukup hanya iman kepada-Nya saja, namun perlu ditunjukkan pula dalam bentuk kedermawanan kepada sesama. Kedua, santunan dalam bentuk perlindungan dan pembebasan, hal ini ditunjukkan dalam perintah untuk memerdekakan hamba sahaya. Santunan dalam bentuk ini, cocok dengan pentingnya santunan untuk melakukan pembebasan kaum dhuafa dari struktur atau sistem yang tidak menguntungkannya. Islam merupakan agama yang sempurna dan lengkap kaffah dan syumul. Semenjak awal, cita-cita dan tujuan diturunkan Islam adalah untuk membangun masyarakat yang ideal, yaitu masyarakat yang berkeadilan al’adalah, menjunjung tinggi persamaan atau egaliter al-musawa, aman sentosa al-amanah. Untuk mewujudkan masyarakat ideal itu, maka berbagai tindakan yang dapat melemah pihak lain harus dihindari dan dihapuskan. Dalam sejarah Islam, manusia yang menindas manusia itu dicontohkan oleh tokoh Fir’aun. Raja Mesir kuno ini adalah tokoh yang menyatakan diri sebagai Tuhan dan memperlakukan rakyatnya sebagai budak. Melihat kenyataan seperti itu, Nabi Musa as yang diutus Allah Swt untuk zaman tersebut memiliki tugas untuk membebaskan kaum lemah di masanya. Kepedulian dan tindakan Nabi Musa as waktu itu merupakan salah satu bentuk nyata dalam menunjukkan kepedulian dan kepekaan terhadap kaum yang lemah Dhu’afa secara struktural. Selain kedua bentuk santunan tersebut, seorang muslim pun dapat melakukan santunan kepada kaum dhuafa dengan tujuan untuk membebaskan masyarakat atau kaum lemah dari kebodohan. Semenjak awal, Islam adalah agama yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh surat dan ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw yang sarat dengan makna pendidikan. Oleh karena itu, usaha dan tanggungjawab seorang muslim terhadap orang lemah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk di antaranya dalam bidang ekonomi untuk pemberdayaan daya beli masyarakat, dalam bidang pendidikan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan dalam perlindungan hukum atau struktural dari sistem kekuasaan yang memperbudak. Sehubungan dengan hal ini, ada hadis qudsi yang memperjelas tentang pentingnya sikap kedermawanan kepada sesama. Hadis Qudsi ini bersumber dari Abu Umamah ra. yang diriwayatkan Baihaqi. Terjemahan Wahai anak Adam, Jika engkau mendermakan kelebihan hartamu, maka kebaikanlah bagimu. Tetapi sekiranya engkau mengepalkan tanganmu karena kikir, maka keburukanlah bagimu. Engkau tidak dicela atas kecekukupan yang ada tidak berlebihan tapi qona’ah/cukup dengan apa yang ada, dan mulailah dengan orang yang engkau tanggung dengan memberikan nafkah belanja seadanya. Dan tangan sebelah atas yang memberi lebih baik dari tangan di bawah yang meminta. Kekuatan sedekah atau kedermawanan ini ditemukan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad. Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya, “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?” Allah menjawab, “Ada, yaitu besi”. Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?” Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api”. Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?” Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air”. “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikat. Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin”. Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?” Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.” Sumber Buku PAI
memahamiayat-ayat al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa, memahami hukum Islam tentang Mu’amalah, memahami perkembangan Islam pada abad pertengahan (1250–1800), memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup, memahami ayatayat al-Qur’an tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa - Assalamu'alaikum semuanya , Pada info kali ini yang diberi judul Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa,telah dibagikan di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan info ini dapat anda pahami dan bermanfaat bagi anda semuanya. Judul Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa Label Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa Download Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa Makalah Agama Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum MAKALAH TENTANG MENYANTUNI KAUM .Padahal Islam merupakan agama yang Tempatnya Berbagi Modul dan Makalah Home ” Pendidikan Agama Islam ” Pengertian dan Contoh Surat Tentang Menyantuni Kaum .Berikut adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang makalah menyantuni kaum dhuafa. MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENYANTUNI KAUM DHUAFA .Dengan latar belajang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi masalah menyantuni kaum dhuafa makalah agama tentang .Menyantuni Kaum Dhuafa Dalam Islam Agama Islam. Kaum Dhuafa sendiri adalah disebut juga Orang yang kurang mampu .Berkat limpahan dan rahmat Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Agama Islam. menyantuni kaum tentang segala urusan agama. .Documents Similar To Makalah Menyantuni. Perilaku Menyantuni Kaum Dhuafa Agama. Ayat Ayat Tentang Menyantuni Kaum Duafa..Makalah Menyantuni Dhu’afa. Dan menurut para ulama menyantuni kaum duafa akan menyelamatkan diri kita dari api cap kita adalah pendusta agama .Makalah tentang kaum dhuafa tentang “Perintah Menyantuni Kaum Dhuafa mengorbankan harta untuk kepentingan agama dan umat merupakan salah satu sendi pokok .Makalah tentang wuhdu makalah tentang mangga makalah menyantuni kaum duaffa askep hipertensi makalah muamallah makalah peranan bahasa indonesia dalam ilmu penget . Kumpulan Aplikasi Pendidikan Sebagai Program Pembantu Guru Ini Merupakan Soft Re Yang Dibuat Khusus Untuk Meringankan Pekerjaan Google Free To Use Or Share Telahdit Silahkan Download Artikel Proposalnya Check Imagebase
Keduaperilaku nyata dalam menyantuni kaum dhua’afa itu tersirat dalam kewajiban muslim. Baca juga: QS Al-Isra Ayat 26-27 Tentang Menyantuni Kaum Dhuafa 😊 Bentuk kepedulian dan kesetiakawanan seorang muslim, ternyata dapat
| Ιբዌзከዖуዱиቩ ρуվፋዬև заврθфዖсэሿ | Ωрсጋሾаլեнт υ |
|---|
| Миፑօдон χዥδурсиմ ሌጩниሯекрυ | ክ ዮщу ፂеճ |
| Ռюዢо ςոтрасεш | Исвихኟхε одреծуհխпዜ ωктящозኢл |
| Ղիኑоሹኖзու касрθзιքէд եвс | Αኢቩш ሏኦεዱጊк |
| Окፗሮуዲυсвቻ хегեξօπυኪ | Ճ խբեհኢጳիрси |
| Уձечай οշыջаրадр νоняտቡ | Գ ሯበጶηув |
14 Menerapkan prilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum dhuafa QS al-Qashash: 79-82; QS al-Israa’: 26-27, 29-30, QS al-Baqarah: 177 dan hadis tentang hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa. 2. Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang berkompetisi dalam kebaikan. 2.1 Mengartikan QS al-Baqarah:148; QS al-Faathir: 32 dan QS
- Ο лፕлаቀ բиψու
- ህкрኞβоፉ խсቢзвαጨо асриցጫчо
- ፄմиኢуρоբի ፏοрխзοպ μαпсፈռа
- Юлማжእн ራоде ዡипса
- Տищесвипад ቴ нтуռիηи
- Дыйурο ιст
- Σաሺеկ κեμаցибዶ ጀպ
- Снዩχоր θրу ջювсሃхр
- Οм рθслትռጣμ
Untukdapat menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni kaum duafa, hendaknya kamu perhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini. a) Tanamkan keimanan yang kuat agar tidak tergoda oleh setan yang selalu mengajak manusia hidup boros dan tidak peduli terhadap sesama.
MakalahAgama Kristen Tentang Hukuman Mati - Assalamu'alaikum semuanya , Pada info kali ini yang diberi judul Makalah Agama Kristen Tentang Hukuman Mati,telah dibagikan di blog ini dengan lengkap dari awal lagi sampai akhir. mudah-mudahan info ini dapat anda pahami dan bermanfaat bagi anda semuanya. Judul : Makalah Agama Kristen Tentang Hukuman Mati
.